Welcome to My Blog
This is my personal blog. I hope this blog can give us knowledge, information, and others, and could be useful to those who read it.
ikrima's blog
well ladies, and gentlemen. read it, and hope you get information after you read it.
This is my blog
This is my personal blog. I hope this blog can give us knowledge, information, and others, and could be useful to those who read it.
Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan
Senin, 10 Desember 2018
Rabu, 05 Oktober 2016
PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KURIKULUM 2013
PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KURIKULUM 2013
ABSTRAK
Ikrima
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Ampel
Surabaya
D97214107
5-C
Pendidikan karakter adalah sistem penanaman yang berkaitan dengan nilai-nilai yang dimiliki manusia yang berkaitan dengan Tuhan, diri sendiri, dan lingkungan yang terwujud dalam norma agama, tata krama, hukum, budaya, dan adat istiadat. Pendidikan karakter sendiri meiliki berbagai komponen yaitu pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut, baik kepada Tuhan yang Maha Esa maupun kepada diri sendiri dan lingkungan sekitar sehingga menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya atau menjadi insan kamil.
Dalam pendidikan komponen pendidikan terdapat isi kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau ekstrakurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan dan ethos kerja seluruh warga sekolah.
Dilihat dari kurikulum yang ada (KTSP), tujuan pembelajaran sudah dirancang dengan sangat baik. akan tetapi dalam praktiknya masih kurang. Oleh sebab itu pemerintah membuat peraturan khususnya Bapak Menteri Pendidikan yaitu Bapak Anis Baswedan membuat kurikulum 2013 untuk memperbaiki mutu pendidikan yang ada di Indonesia dengan menanamkan sikap sosial dan sikap spiritualnya.
Dalam memperbaiki hal itu, dalam suatu pembelajaran diterapkan penanaman sikap dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya, pendidikan berkarakter ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai dna belum ada tingkatan internalisasi dan tindakan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai upaya meningkatkan kesesuaian dalam pembelajaran dan mutu pendidikan berkarakter, Kementerian Pendidikan Nasional menjadikan konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosio kultural yang dikelompokkan menjadi olah rasa, olah hati, olah raga, olah karsa, olah pikir dan kinestetik. Kelompok-kelompok tersebut dilakukan untuk mengacu pada pendidikan yang berlandaskan grand design.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 sudah disebutkan pada pasal 13 ayat 1 bahwa pendidikan sendiri terdapat 3 macam, yaitu pendidikan formal, pendidikan non-formal, dan pendidikan informal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang mempunyai lembaga dan biasanya dilaksanakan di sekolah. Pendidikan non-formal adalah pendidikan yang di luar lingkungan sekolah, misal private. Pendidikan informal adalah pendidikan yang berkaitan dengan keluarga dan lingkungan. Pendidikan ini sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak. Oleh karena itu, keluarga harus mendukung setiap perkembangan si anak dengan menerapkan nilai-nilai dan norma-norma sehingga si anak mampu menanamkan sikap sejak kecil.
Kata kunci: pendidikan, pendidikan karakter, komponen pendidikan, kurikulum 2013.
Rabu, 28 September 2016
Komentar tentang undang-undang pornografi
Setiap orang yang dengan sengaja atau atas persetujuan
dirinya menjadi objek atau model yang mengandung muatan
pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah).
Menurut saya pasal diatas kurang dalam memberikan hukuman.. Karena jika dilihat pasal 29 dan 30 yang berbunyi "Setiap orang yang memproduksi, membuat, memperbanyak,
menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor,
mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan,
atau menyediakan pornografi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 12 (dua belas) tahun
dan/atau pidana denda paling sedikit Rp250.000.000,00 (dua
ratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak
Rp6.000.000.000,00 (enam miliar rupiah). Dalam pasal tersebut hukuman maksimal 6 tahun dengan denda maksimal di atas dari 5 tahun. Padahal tokoh utamanya adalah sang pembuat atau produksi dari unsur pornografi itu. Jadi seharusnya harus dihukum lebih dari pasal 29. Terimakasih.
dirinya menjadi objek atau model yang mengandung muatan
pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah).
Menurut saya pasal diatas kurang dalam memberikan hukuman.. Karena jika dilihat pasal 29 dan 30 yang berbunyi "Setiap orang yang memproduksi, membuat, memperbanyak,
menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor,
mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan,
atau menyediakan pornografi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 12 (dua belas) tahun
dan/atau pidana denda paling sedikit Rp250.000.000,00 (dua
ratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak
Rp6.000.000.000,00 (enam miliar rupiah). Dalam pasal tersebut hukuman maksimal 6 tahun dengan denda maksimal di atas dari 5 tahun. Padahal tokoh utamanya adalah sang pembuat atau produksi dari unsur pornografi itu. Jadi seharusnya harus dihukum lebih dari pasal 29. Terimakasih.
Minggu, 25 September 2016
Sabtu, 12 Desember 2015
The Miracle Worker (Based on true story)
The Miracle Worker
(Based on true story)
1. Identitas
Disutradarai
oleh : Arthur Penn
Diproduksi
oleh : Fred Coe
Ditulis oleh : William Gibson, Dibintangi, Anne Bancroft, Patty Duke
Ditulis oleh : William Gibson, Dibintangi, Anne Bancroft, Patty Duke
Musik oleh : Laurence Rosenthal
Sinematografi : Ernesto Caparrós
Editing : Aram Avakian
Didistribusikan oleh : United Artists
Sinematografi : Ernesto Caparrós
Editing : Aram Avakian
Didistribusikan oleh : United Artists
Tanggal
rilis : 28 Juli 1962
Durasi : 106 menit
Negara : Amerika Serikat
Bahasa : English
Durasi : 106 menit
Negara : Amerika Serikat
Bahasa : English
2. Sinopsis
Hellen Keller adalah seorang anak perempuan berusia
sepuluh tahun yang mempunyai keterbatasan indera. Ia mengalami tuna netra, tuna
rungu dan tuna wicara. Hellen Keller merupakan anak dari pasangan Arthur Keller
dan Catie Keller, ia juga mempunai kakak tiri bernama James, Karena
keterbatasan yang dimiliki Hellen itulah ayahnya hendak memasukkannya ke rumah
sakit jiwa. Namun hal tersebut ditolak oleh ibu dan bibi Hellen. Kemudian bibi Hellen
menyarankan agar ayah Hellen mengirimkan surat kepada Dr. Chisolm di Baltimore
guna meminta dikirimkan seorang pengasuh sekaligus pengajar untuk Hellen.
Setelah Dr. Chisolm menerima surat dari ayahnya Hellen beliau langsung menugaskan Ny. Annie Sullivan untuk menjadi pengasuh sekaligus pengajar Hellen, yang notabene mempunyai latar belakang hampir serupa dengan apa yang dialaminya, bahkan ia pernah atau dibesarkan di rumah sakit jiwa. Ketika sampai di rumah Hellen keller Ny. Sullivan langsung mengadakan pendekatan dengan Hellen. Ketika Ny. Sullivan mengajarkan Hellen, awalnya Hellen merasa tidak nyaman dengan pendidikan Ny.Sullivan karena bagi Hellen belajar seperti itu terasa asing dan tidak meyenanggkan. Karena apapun yang ingin dilakukan Hellen dibatasi oleh Ny.sullivan, kebiasaan yang Hellen lakukan itu menurutnya sudah benar tetapi sebenarnya tidak sama sekali, kebiasaan buruk seperti makan dari piring orang lain dan merepotkan orang lain jika mengiginkan sesuatu. Keluarga Hellen merasa anaknya kelihatan tertekan. Hal ini membuat mereka berniat untuk memecat Ny. Sullivan. Akan tetapi Ny. Sullivan bersikeras untuk menggasuh dan mengajar Hellen serta memberikan pemahaman kepada keluarga Keller bahwa Hellen sangat membutuhkannya. Selain itu Ny. Sullivan juga menjelaskan bahwa meskipun Hellen mempunyai keterbatasan indera, di lain sisi ia mempunyai kecerdasan yang tinggi. Awalnya keluarga Keller tidak merelakan, namun akhirnya keluarga tersebut merelakannya. Keluarga Keller memberikan jangka waktu yang terbatas kepada Ny. Sullivan dalam mengasuh dan mengajar Hellen. Pada awalnya Hellen sempat merasa takut dan terganggu. Namun akhirnya Ny. Sullivan berhasil mendekati dan bahkan kini ia menjadi akrab dengan Hellen. Ia mengajarkan Hellen tentang kata-kata benda yang ada di sekitarnya dengan menggunakan sandi tangan. Selang beberapa waktu, akhirnya Hellen mampu memahami apa yang selama ini diajarkan oleh Ny. Sullivan kepadanya. Kata pertama yang dipahami Hellen adalah “water”, dan diikuti dengan kata-kata yang lainnya karena Hellen meminta Ny. Sullivan untuk mengajarkannya kembali tentang apa yang belum ia pahami. Kemudian Hellenpun tumbuh menjadi dewasa serta mampu menjadi seorang pengacara terkenal meskipun ia mempunyai banyak kerterbatasan, dan Ny. Sullivan tetap menjadi seorang guru yang menemaninya. makna, dan iapun mulai mengenal apa yang ada di
Setelah Dr. Chisolm menerima surat dari ayahnya Hellen beliau langsung menugaskan Ny. Annie Sullivan untuk menjadi pengasuh sekaligus pengajar Hellen, yang notabene mempunyai latar belakang hampir serupa dengan apa yang dialaminya, bahkan ia pernah atau dibesarkan di rumah sakit jiwa. Ketika sampai di rumah Hellen keller Ny. Sullivan langsung mengadakan pendekatan dengan Hellen. Ketika Ny. Sullivan mengajarkan Hellen, awalnya Hellen merasa tidak nyaman dengan pendidikan Ny.Sullivan karena bagi Hellen belajar seperti itu terasa asing dan tidak meyenanggkan. Karena apapun yang ingin dilakukan Hellen dibatasi oleh Ny.sullivan, kebiasaan yang Hellen lakukan itu menurutnya sudah benar tetapi sebenarnya tidak sama sekali, kebiasaan buruk seperti makan dari piring orang lain dan merepotkan orang lain jika mengiginkan sesuatu. Keluarga Hellen merasa anaknya kelihatan tertekan. Hal ini membuat mereka berniat untuk memecat Ny. Sullivan. Akan tetapi Ny. Sullivan bersikeras untuk menggasuh dan mengajar Hellen serta memberikan pemahaman kepada keluarga Keller bahwa Hellen sangat membutuhkannya. Selain itu Ny. Sullivan juga menjelaskan bahwa meskipun Hellen mempunyai keterbatasan indera, di lain sisi ia mempunyai kecerdasan yang tinggi. Awalnya keluarga Keller tidak merelakan, namun akhirnya keluarga tersebut merelakannya. Keluarga Keller memberikan jangka waktu yang terbatas kepada Ny. Sullivan dalam mengasuh dan mengajar Hellen. Pada awalnya Hellen sempat merasa takut dan terganggu. Namun akhirnya Ny. Sullivan berhasil mendekati dan bahkan kini ia menjadi akrab dengan Hellen. Ia mengajarkan Hellen tentang kata-kata benda yang ada di sekitarnya dengan menggunakan sandi tangan. Selang beberapa waktu, akhirnya Hellen mampu memahami apa yang selama ini diajarkan oleh Ny. Sullivan kepadanya. Kata pertama yang dipahami Hellen adalah “water”, dan diikuti dengan kata-kata yang lainnya karena Hellen meminta Ny. Sullivan untuk mengajarkannya kembali tentang apa yang belum ia pahami. Kemudian Hellenpun tumbuh menjadi dewasa serta mampu menjadi seorang pengacara terkenal meskipun ia mempunyai banyak kerterbatasan, dan Ny. Sullivan tetap menjadi seorang guru yang menemaninya. makna, dan iapun mulai mengenal apa yang ada di
3.
Kelebihan
dan Kelemahan Film
a. Kelebihan
film
Film ini sangat bagus untuk di saksikan oleh kita
khususnya calon pendidik anak berkebutuhan khusus karena disini kita bisa
melihat bagaiman Ny. Sullivan mengajarkan Hellen yang mengalami ganngguan tuna
netra, tuna wicara dan tuna rungu dengan metode yang di pakai Ny. Sullivan,
beliau mengajarkan bagaimana kita bersabar, berusaha dan mempunyai kegigihan
untuk mengajarkan heller sampai Hellen mampu sendiri melakukan kehidupannya.
Dengan usaha keras Ny. Sullivan akhirnya Hellen pun bisa melakukan dan
mengaplikasikan apa yang di ajarkan Ny.Sullivan.
b. Kelemahan
film
Pendidikan yang diajarkan kepada Hellen berhasil
digunakan Ny. Sullivan dalam mengasuh dan mengajar Hellen, akan tetapi secara
kognitif Hellen tidak akan mau mempelajari apa yang diajarkan Ny. Sullivan
kepadanya, jika ia tidak memutuskan untuk mau diajari Ny. Sullivan pada malam yang
pertama Hellen dan Ny. Sullivan menempati rumah bekas gudang yang berada di
samping rumah keluarga Keller.
Pendidikan Ny.sullivan ini tidak sesuai dengan prinsip
pendidikan kita, Ny.sulivan mengajarkan Hellen dengan cara di paksa, pangajaran
tersebut membuat Hellen menjadi tertekan dan tidak mau belajar lagi.
Meskipun proses belajar itu dapat diamati secara
langsung, akan tetapi proses belajar juga merupakan kegiatan mental yang tidak
dapat diamati secara langsung. Seperti halnya kehendak atau kemauan,
pengambilan keputusan dan lain sebagainya.
4. Pesan
Pesan saya film ini wajib disaksikan oleh kita selaku
pendidik Anak berkebutuhan Khusus karena di film ini diajarkan bagaimana
kegigihan seorang guru dalam mengajarkan anak berkebutuhan khusus, kita dapat
mencotoh apa yang di berikan Ny.sullivan kepada Hellen, tetapi kita sebagai
penonton dan pendidik yang cerdas, kita harus menyeleksi pendidikan mana saja
yang baik dan kurang baik, yang kurang baik nya seperti kita terlalu menekankan
anak didik kita untuk melakukan apa yang ingin kita lakukan, bukankah lebih
baik lagi jika pengajaran itu dilakukan dengan bermain dan bersenang-senang
karena dengan itu juga pengajaran lebih mudah di mengerti.
Selain itu, kesabaran seorang guru yang mencurahkan semua daya dan melakukan segala
upaya agar dapat memberikan yang terbaik untuk anak didiknya. Walaupun banyak
terdapat kekurangan yang ada pada anak didik, dalam kisah Hellen yang buta, dan tuli. Akan tetapi dengan kesabaraan yang dimiliki oleh Ny.
Sullivan dan keyakinan serta
ketekunannya, ia dapat mengubah semua kekurangan menjadi keistimewaan yang
belum tentu dicapai oleh orang yang
normal sekalipun.
Kemudian, ketegasan seorang guru
juga diperlukan terhadap anak didik dan orangtuanya. Tegas bukan berarti keras.
Tegas berarti mengatakan ”Ya” jika ya dan mengatakan ”Tidak” jika memang tidak
sambil memberikan penjelasan atas setiap perkataan. Hal ini perlu dilakukan
secara konsisten atau dijadikan pembiasaan agar anak dapat berpikir mana yang
benar dan mana yang salah, sehingga ia dapat berhati-hati dalam bertindak.
Dengan menerapkan hal ini, karakter anak akan terbentuk dengan sendirinya
karena dirinya selalu diberikan penjelasan atas perbuatannya, maka nantinya ia
akan terbiasa untuk berkomunikasi dan berdiskusi, sekaligus mengasah
kecerdasannya dalam berpikir.
Seorang pendidik haruslah selalu
bekerja keras dan pantang menyerah. Hal itu merupakan modal bagi seorang
pendidik sehingga mampu memberikan pendidikan secara menyeluruh dan tuntas.
Sikap optimis pun sangat diperlukan oleh seorang pendidik karena dengan bersikap
optimislah, pendidik dapat lebih termotivasi untuk berinovasi agar berguna bagi
anak didinya
Jika inderanya ada yang ganjil dan
bukan pikirannya, dia pasti punya bahasa, “bahasa lebih penting bagi pikiran
dari pada cahaya mata”. Hal terbaik dan terindah yang tidak dilihat atau
disentuh oleh dunia adalah hal yang dirasakan di dalam hati (Hellen’s speech
when she was a lawyer)
Jumat, 16 Oktober 2015
Kebun sawit, Indonesia jadi sakit !
Di Indonesia banyak kita jumpai berbagai macam perkebunan. Salah satu
perkebunan yang terkenal adalah perkebunan kelapa sawit. Salah satu penghasil
kelapa sawit tebesar di Indonesia adalah Sumatera Utara. Terdapat juga
perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat, dan daerah-daerah lainnya. Perkebunan
kelapa sawit ini mempunyai banyak dampak positif diantaranya dari segi ekonomi,
kesehatan dan lain sebagainya. Diantara manfaat dari minyak sawit adalah meningkatkan
kesehatan jantung, meningkatkan tiroid, meningkatkan metabolisme, menurunkan
berat badan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengobati jerawat/komedo,
mengobati kulit terbakar akibat sengatan sinar matahari, dan kulit kering. Aka tetapi, dari manfaat tersebut, perkebunan sawit
ini mengundang kekhawatiran lingkungan karena besarnya peghancuran hutan
disebabkan oleh perkebunan kelapa sawit. Selain itu, perkebunan kelapa sawit
yang pada awalnya adalah hutan, kini dibersihkan dan dikonversi menjadi
perkebunan kelapa sawit. Sehingga menyebabkan punah dan hilangnya habitat orang
utan di Indonesia. Penyebab lain dari perkebunan kelapa sawit adalah
menyebabkan kerusakan fungsi dan jasa lingkungan. Hilangnya biodiversitas akibat deforestasi demi sawit telah
menyebabkan kerugian dalam hal nilai ekonomi, ekologis dan ilmiah yang tak
terhingga. Hal ini semakin menyedihkan jika membayangkan cara
“sadis” seperti pembakaran hutan, pengusiran penduduk dan pembantaian satwa
yang kerap dilakukan dalam pembukaan lahan perkebunan sawit. Ada juga beberapa
perkebunan kelapa sawit yang dikembangkan tanpa konsultasi kepada masyarakat
lokal atas pengolahan tanah yang dijadikan perkebunan kelapa sawit.
Aktifitas pembukaan lahan perkebunan seperti erosi dan sedimentasi,
pembakaran lahan dan hutan, penggunaan bahan kimia pertanian yang bersumber
dari pestisida dan herbisida berbahaya, beracun dan sangat mematikan oleh kebun
sawit dan gas-gas pencemar lainnya dalam proses dan aktifitas pabrik terpapar
dan menguap dalam air, tanah dan udara sekitarnya, sehingga menyebabkan
pencemaran udara, air dan tanah. Dari kesekian yang dituliskan masih banyak
lagi dampak negatif dari pembukaan lahan pertanian.
Perkebunan kelapa sawit menyebabkan terbatasnya lahan pertanian dan
sumber agraria akibat himpitan dan tekanan perluasan dan penguasaan oleh
perkebunan kelapa sawit. Akibatnya kesulitan pangan termasuk harga pangan yang
naik.
Pada perkebunan kelapa sawit, penyerapan yang dilakukan oleh akar
kelapa sawit adalah penyerapan boros air, maksudnya akar yang terdapat pada
tanah perkebunan mempunyai daya serap air dan unsur hara yang besar. Hal ini
menyebabkan tanah yang terdapat pada perkebunan kelapa sawit akan kekurangan
air dan dapat menyebabkan erosi tanah atau mengikisnya tanah karena kering. akar
dari kelapa sawit sangat sulit untuk dibersihkan walaupun pohon sawit tersebut
telah mati, namun dibutuhkan waktu bertahun-tahun agar akar dan tanah yang
telah ditanami kelapa sawit dapat digunakan lagi. Selain itu tanah bekas
perkebunan kelapa sawit akan menjadi gersang karena unsur-unsur hara yang ada
di dalam tanah telah habis.
Sebaiknya pemerintah melakukan pengecekan terhadap daerah-daerah yang telah
melanggar dan melegalkan proses perizinan yang semestinya lahan itu bukan untuk
perkebunan. Jika beberapa tahun kedepan pembukaan perkebunan masih terus
diperluas, akibatnya akan terjadi bencana alam yang mungkin berujung pada
bencana kemanusiaan. Seharusnya bencana alam dapat dicegah sejak dini, sebagai
suatu harapan agar anak cucu nanti masih dapat melihat betapa indahnya alam
yang luas dan pohon-pohon lebat maka mulai dari sekarang upayakan dalam
menerima suatu perusahaan pertimbangkan matang-matang apa dampak yang
ditimbulkan baik dampak positif maupun negatif.
Untuk itu, kami rasa
perlu adanya sosialisasi tentang green economic di Sumatera Utara, Kalimantan
Barat, maupun di daerah lainnya yang sekarang sedang gencar di lakukan di
seluruh Negara.
Selasa, 16 Juni 2015
Stephen William Hawking
Stephen
Hawking is known for his work regarding black holes and for authoring
several popular science books. He suffers from amyotrophic lateral
sclerosis.
Stephen Hawking's birth came at an inopportune time for his parents, who didn't have much money. The political climate was also tense, as England was dealing with World War II and the onslaught of German bombs. In an effort to seek a safer place, Isobel returned to Oxford to have the couple's first child. The Hawkings would go on to have two other children, Mary (1943) and Philippa (1947). And their second son, Edward, was adopted in 1956.
The Hawkings, as one close family friend described them, were an "eccentric" bunch. Dinner was often eaten in silence, each of the Hawkings intently reading a book. The family car was an old London taxi, and their home in St. Albans was a three-story fixer-upper that never quite got fixed. The Hawkings also housed bees in the basement and produced fireworks in the greenhouse.
In 1950, Hawking's father took work to manage the Division of Parasitology at the National Institute of Medical Research, and spent the winter months in Africa doing research. He wanted his eldest child to go into medicine, but at an early age, Hawking showed a passion for science and the sky. That was evident to his mother, who, along with her children, often stretched out in the backyard on summer evenings to stare up at the stars. "Stephen always had a strong sense of wonder," she remembered. "And I could see that the stars would draw him."
Early in his academic life, Hawking, while recognized as bright, was not an exceptional student. During his first year at St. Albans School, he was third from the bottom of his class. But Hawking focused on pursuits outside of school; he loved board games, and he and a few close friends created new games of their own. During his teens, Hawking, along with several friends, constructed a computer out of recycled parts for solving rudimentary mathematical equations.
Hawking was also frequently on the go. With his sister Mary, Hawking, who loved to climb, devised different entry routes into the family home. He remained active even after he entered University College at Oxford University at the age of 17. He loved to dance and also took an interest in rowing, becoming a team coxswain.
Hawking expressed a desire to study mathematics, but since Oxford didn't offer a degree in that specialty, Hawking gravitated toward physics and, more specifically, cosmology.
By his own account, Hawking didn't put much time into his studies. He would later calculate that he averaged about an hour a day focusing on school. And yet he didn't really have to do much more than that. In 1962, he graduated with honors in natural science and went on to attend Trinity Hall at Cambridge University for a PhD in cosmology.
Rabu, 03 Juni 2015
Pengaruh Gadget terhadap pendidikan
Pendidikan pada zaman dahulu dengan masa sekarang memang banyak sekali perubahannya. Mulai dari dampak positif sampai dampak negatif sendiri. Menurut saya sendiri, pendidikan di Indonesia mulai menurun dilihat dari nilai perilaku, sosial, maupun intelegensinya.
Yang pertama pendidikan menurun dilihat dari nilai perilaku atau
tata keramanya. Nilai perilaku terdapat kesinambungan dengan nilai sosial. Hal
ini salah satunya disebabkan oleh gedget. Hampir seluruh siswa di dunia
memiliki 1 gedget (HP), bahkan 2. Mereka sangat bergantung dengan keberadaan
Gedget tersebut. Sehingga jarang sekali mereka membaur satu sama lainnya. Atau
bisa dikatakan individual.
Yang kedua, pendidikan menurun dilihat dari nilai intelegensi
siswa. Nilai ini juga saling berkaitan antara nilai perilaku atau tata kerama,
dan nilai sosial. Menurunnya nilai intelegensi salah satunya juga disebabkan
oleh gedget. Mereka sangat ketergantungan terhadap benda itu (Gedget), mereka
sama sekali tidak pernah meninggalkannya. Ibaratnya gedget adalah nyawanya.
Karena gedget adalah sumber mereka, sumber informasi baik bersifat pendidikan
maupun non-pendidikan. Siswa sering mendapatkan tugas, tetapi dengan gampangnya
mereka searching dengan menggunakan gedget mereka. Hal itulah yang menyebabkan
siswa malas berpikir, dan akhirnya hanya menggantungkan segala urusan pada
gedget. Itu semua dilihat dari dampak negatifnya.
Akan tetapi dari dampak positifnya, gedget merupakan alat
memudahkan informasi sehingga mudah didapat. Karena termasuk dari kemajuan
teknologi modern. Dari sinilah kita perlu berhati-hati dalam menggunakan
gedget. Kita boleh menggunakan gedget untuk sumber informasi, tetapi tidak
dengan menggantungan segala urusan pada gedget dan kita seharusnya mengasah
kemampuan intelegensi kita, hanya saja itu difasilitasi oleh gedget apabila
terdapat kesulitan.
Jumat, 24 April 2015
Pers, cara berdemokrasi !
Kebebasan pers, berarti kebebasan menyampaikan pendapat. Penyampaian pendapat bisa di salurkan lewat beberapa media pers, baik melalui buletin, koran dan sebagainya. Jika ditanya mengenai apakah dalam kampus itu terdapat kebebasan berpendapat dari pimpinan kampus? Saya rasa, belum. Belum disini berarti bahwa kebebasan ini masih belum bisa tersampaikan dengan baik, khususnya bagi mahasiswa yang mempunyai uneg-uneg. Pers diadakan untuk mengkritiki hal yang ada di kampus, entah itu berkenaan dengan fasilitas kampus ataupun yang lainnya.
Tapi yang perlu di garis bawahi adalah pers bagi para mahasiswa itu
sangat penting demi kemajuan kampus sendiri. Pimpinan kampus tidak perlu
membatasi dengan kebebasan pers seperti ini, karena memang sebagai masukan. Karena
penilaian suatu subyek bukan dari satu orang saja, tetapi banyak.
Penyampaian pendapat juga disebut juga dengan demokrasi. Demokrasi
yang dimaksud adalah supaya memfungsikan pers kampus dengan baik. Karena,
memang akhir-akhir ini banyak sekali minat ketertarikan pada dunia jurnalistik,
sehingga perlu dikembangkan. Dengan demikian perlu dijadikan acuan bahwa pers
adalah bentuk demokrasi untuk menyampaikan pendapat. Demokrasi bisa di lakukan
dari memberi kesempatan kepada mahasiswa dengan mengungkapkan pendapat yang
kemudian akan ditampung dalam buletin harian atau mingguan kampus.
Langganan:
Postingan (Atom)