Ikrima's Blog

Jumat, 16 Oktober 2015

Kebun sawit, Indonesia jadi sakit !


Di Indonesia banyak kita jumpai berbagai macam perkebunan. Salah satu perkebunan yang terkenal adalah perkebunan kelapa sawit. Salah satu penghasil kelapa sawit tebesar di Indonesia adalah Sumatera Utara. Terdapat juga perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat, dan daerah-daerah lainnya. Perkebunan kelapa sawit ini mempunyai banyak dampak positif diantaranya dari segi ekonomi, kesehatan dan lain sebagainya. Diantara manfaat dari minyak sawit adalah meningkatkan kesehatan jantung, meningkatkan tiroid, meningkatkan metabolisme, menurunkan berat badan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengobati jerawat/komedo, mengobati kulit terbakar akibat sengatan sinar matahari, dan kulit kering.  Aka tetapi, dari manfaat tersebut, perkebunan sawit ini mengundang kekhawatiran lingkungan karena besarnya peghancuran hutan disebabkan oleh perkebunan kelapa sawit. Selain itu, perkebunan kelapa sawit yang pada awalnya adalah hutan, kini dibersihkan dan dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Sehingga menyebabkan punah dan hilangnya habitat orang utan di Indonesia. Penyebab lain dari perkebunan kelapa sawit adalah menyebabkan kerusakan fungsi dan jasa lingkungan. Hilangnya biodiversitas akibat deforestasi demi sawit telah menyebabkan kerugian dalam hal nilai ekonomi, ekologis dan ilmiah yang tak terhingga. Hal ini semakin menyedihkan jika membayangkan cara “sadis” seperti pembakaran hutan, pengusiran penduduk dan pembantaian satwa yang kerap dilakukan dalam pembukaan lahan perkebunan sawit. Ada juga beberapa perkebunan kelapa sawit yang dikembangkan tanpa konsultasi kepada masyarakat lokal atas pengolahan tanah yang dijadikan perkebunan kelapa sawit.
Aktifitas pembukaan lahan perkebunan seperti erosi dan sedimentasi, pembakaran lahan dan hutan, penggunaan bahan kimia pertanian yang bersumber dari pestisida dan herbisida berbahaya, beracun dan sangat mematikan oleh kebun sawit dan gas-gas pencemar lainnya dalam proses dan aktifitas pabrik terpapar dan menguap dalam air, tanah dan udara sekitarnya, sehingga menyebabkan pencemaran udara, air dan tanah. Dari kesekian yang dituliskan masih banyak lagi dampak negatif dari pembukaan lahan pertanian.
Perkebunan kelapa sawit menyebabkan terbatasnya lahan pertanian dan sumber agraria akibat himpitan dan tekanan perluasan dan penguasaan oleh perkebunan kelapa sawit. Akibatnya kesulitan pangan termasuk harga pangan yang naik.
Pada perkebunan kelapa sawit, penyerapan yang dilakukan oleh akar kelapa sawit adalah penyerapan boros air, maksudnya akar yang terdapat pada tanah perkebunan mempunyai daya serap air dan unsur hara yang besar. Hal ini menyebabkan tanah yang terdapat pada perkebunan kelapa sawit akan kekurangan air dan dapat menyebabkan erosi tanah atau mengikisnya tanah karena kering. akar dari kelapa sawit sangat sulit untuk dibersihkan walaupun pohon sawit tersebut telah mati, namun dibutuhkan waktu bertahun-tahun agar akar dan tanah yang telah ditanami kelapa sawit dapat digunakan lagi. Selain itu tanah bekas perkebunan kelapa sawit akan menjadi gersang karena unsur-unsur hara yang ada di dalam tanah telah habis.
Sebaiknya pemerintah melakukan pengecekan terhadap daerah-daerah yang telah melanggar dan melegalkan proses perizinan yang semestinya lahan itu bukan untuk perkebunan. Jika beberapa tahun kedepan pembukaan perkebunan masih terus diperluas, akibatnya akan terjadi bencana alam yang mungkin berujung pada bencana kemanusiaan. Seharusnya bencana alam dapat dicegah sejak dini, sebagai suatu harapan agar anak cucu nanti masih dapat melihat betapa indahnya alam yang luas dan pohon-pohon lebat maka mulai dari sekarang upayakan dalam menerima suatu perusahaan pertimbangkan matang-matang apa dampak yang ditimbulkan baik dampak positif maupun negatif.
Untuk itu, kami rasa perlu adanya sosialisasi tentang green economic di Sumatera Utara, Kalimantan Barat, maupun di daerah lainnya yang sekarang sedang gencar di lakukan di seluruh Negara.

0 komentar:

Posting Komentar