Ikrima's Blog

Kamis, 12 November 2015

Ayah


Ayah – 12 November 2015

Engkaulah nafasku
Yang menjaga di dalam hidupku
Kau ajarkan aku menjadi yang terbaik

Kau tak pernah lelah
Sebagai penopang dalam hidupku
Kau berikan aku semua yang terindah

Aku hanya memanggilmu ayah
Di saat ku kehilangan arah
Aku hanya mengingatmu ayah
Jika aku tlah jauh darimu

Kau tak pernah lelah
Sebagai penopang dalam hidupku
Kau berikan aku semua yang terindah

Aku hanya memanggilmu ayah
Di saat ku kehilangan arah
Aku hanya mengingatmu ayah
Jika aku tlah jauh darimu

Aku hanya memanggilmu ayah
Di saat ku kehilangan arah
Aku hanya mengingatmu ayah
Jika aku tlah jauh darimu


“Suratku untuk ayah”
Ayah, ayah adalah ayahku terbaik untuk adik dan juga aku.

Ayah terimakasih sudah menjadi ayahku. Meskipun adik dan aku belum bisa membahagiakanmu. Maafkan aku ayah.

Ayah, disisi pendiamku kepada ayah, aku tidak ingin ayah pergi. Tunggu aku sampai bisa membanggakanmu. Semoga ayah selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT. Semoga keluarga kita diberi kebahagiaan yang utuh

Ayah, aku tahu keinginanmu untuk bisa melihat ka’bah yang indah. Maafkan aku ayah, aku belum bisa mewujudkan keinginanmu. Tapi tunggulah ayah. Aku janji

Ayah, aku tahu kau ingin yang terbaik untukku dan adik. Meskipun kita dari keluarga yang sederhana tapi aku merasa sangat bahagia karena kehangatan ayah dan ibu.

Aku memang orang beruntung mempunyai keluarga yang harmonis. Aku selalu bersyukur karena mempunyai ayah sepertimu.

Ayah, aku mencintaimu, begitu pula ibu. Aku pun mencintaimu.

Ayah,  selama ini aku merindukan untuk memelukku, karena diamku, aku hanya bisa memeluk ibu. Tapi aku ingin sekali memelukmu.

Ayah, aku ingat sekali pelukanku dan ciumku terakhir untukmu saat hari raya idul fitri. Maafkan aku ayah.

Aku janji jika pulang nanti aku akan menciummu dan memelukmu bukan hanya ibu yang kupeluk. Aku janji ayah.

Setiap aku pulang. Sebulan sekali aku hanya mencium ibu. Tapi jika aku melihatmu aku juga ingin menciummu, karena aku begitu naif kepada ayah. Maafkan aku ayah.

Hanya satu pintaku, semoga engkau selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT sampai aku diwisuda nanti, sampai aku menikah dan engkau adalah walinya. Subhanallah ayah, aku menginginkan itu.

Ayah, aku janji aku akan lulus dengan IPK cum-laude. Aku juga janji meningkatkan IPK-ku. Doakan aku menjadi yang terbaik disini.

Aku yakin dengan itu, engkau akan bangga kepadaku. Karena aku ingat perjuanganmu menyekolahkan ku adalah perngorbanan yang besar. Seperti tidak mungkin aku sekolah di universitas begitu istmewa. Beruntung aku ditempatkan Allah SWT di Surabaya, karena yang aku inginkan awalnya adalah UIN Bandung setelah ITS dan UNAIR. 

Ayah, maafkan aku yang selalu jadi bebanmu. Engkau sungguh hebat. Disaat aku mulai lelah dengan perkataan orang-orang karena aku dari keluarga miskin yang rasanya tak mampu untuk kuliah, sampai bidikmisi pun tidak diterima. 

Ayah, ayah yang sabar yaa.. jangan memikirkan perkataan orang-orang yang membenci keluarga kita. Aku janji ayah. Aku akan bisa membahagiakanmu. Tapi maafkan aku, seharusnya usiamu yang ke-50 tahun kemarin agustus seharusnya ayah berhenti, dan aku yang menjadi penggantimu memberi nafkah seperti teman-teman. Maafkan aku ayah. Maafkan aku. Aku sangat menyanyangimu. 

Ayah, mungkin tangisku ini tidak seberat bebanmu dan perjuanganmu. Aku tau dan aku ingat perkataan yang selalu ayah ucapkan “ayah tidak bisa memberimu apa-apa kecuali ilmu. Karena itu ayah tidak bisa mewariskanmu harta yang melimpah. Pelajari ilmumu. Ayah menyekolahkanmu supaya kamu jadi orang hebat.” Terimakasih ayah. 

Ayah, ayah adalah motivatorku. Terimakasih atas semua yang ayah kasih ke aku maupun adik. Maafkan aku ayah.

0 komentar:

Posting Komentar