Ikrima's Blog

Minggu, 16 Juni 2019

RUTINITAS ASRAMA


Di awali dengan kegiatan pagi, para pengasuh asrama membangunkan anak-anak untuk melaksanakan sholat subuh. Biasanya kalau saya di kos, bangun tidur langsung mengambil air wudlu lalu sholat shubuh. Akan tetapi disini harus membangunkan anak-anak terlebih dulu kemudian sholat berjamaah. Seperti anak-anak umumnya, ada yang gampang dibangunkan, ada pula yang sulit sekali dibangunkan.
Anak-anak kemudian bergegas untuk segera mandi dan berwudlu. Setelah itu kami sholat berjamaah. Kami sholat di asrama, yang menjadi imam adalah ustadzah yang sesuai jadwal pengimamannya. Pada saat itu, saya yang menjadi imam. Ini adalah yang pertama kali selama saya tinggal di asrama. Tak lupa setelah sholat, kami semua membaca wadzifah wirid sesuai dengan bacaan wirid dalam kitab Fathatun Nuriyah jilid 1. Setelah sholat dan wirid sudah selesai, saya pun membaca doa dan dilanjutkan tahlil. Pembacaan tahlil ini dilakukan setiap selesai sholat subuh. Begitu selesai, kami pun mushofahah atau salam-salaman dengan diiringi bacaan sholawat nabi.
Sholat pun selesai, anak-anak semua sibuk melipat mukenahnya masing-masing dan segera untuk piket sesuai dengan jadwal hariannya. Di asrama, saya mengasuh tiga anak. Bukan berarti saya hanya mengurusi tiga anak itu. Semua anak adalah tanggungjawab semua asaatidzah. Oleh karena itu, tidak boleh saling membedakan antara anak yang satu dengan yang lainnya. Pembagian untuk mengasuh anak ini hanya dilakukan supaya jadwal cuci baju dan piket menjadi gampang.
Anak-anak melakukan piket dengan didampingi oleh ustadzah sesuai kelompok pembagiannya. Piket telah selesai, waktunya anak-anak untuk berkemas pergi ke sekolah. Tak lupa, sebelum berangkat sekolah anak-anak sarapan terlebih dahulu untuk mengisi tenaga supaya semangat belajarnya.
 Anak-anak yang tinggal di asrama adalah mulai dari kelas 1-6. Mereka berangkat sekolah bersama-sama. Pelajaran dimulai dengan melaksanakan sholat isyroq, dhuha, dan isti’adzah. Sebelumnya saya belum pernah tahu bagaimana dan apa itu sholat isyroq dan sholat isti’adzah. Akhirnya, saya kembali bertanya kepada Ustadzah Elis. Oleh Ustadzah Elis, saya pun dipinjami kitab Fathatun Nuriyah jilid 3. Semuanya lengkap, mulai dari tata cara sholatnya sampai doanya. “saya benar-benar awam disini, saya malu sekali dengan anak-anak. Anak sekecil itu sudah tahu sholat isyroq dan sholat isti’adzah, sedangkan saya baru tahu kali ini” pikir saya. “tapi, Alhamdulillah juga sekarang saya punya ilmu baru jadinya” pikir saya kembali. Dilanjutkan di kelas dengan belajar sesuai jadwal pelajaran hari itu. Setelah selesai semua pelajaran, sholat dhuhur pun dilakukan di sekolah.
Kehidupan di asrama sangat terbalik dengan kehidupan kos saya waktu kuliah dulu. Kalau mau sholat ya terserah kapan. Kalau disini harus benar-benar bisa mengatur waktu. Kalau masalah waktu, saya tidak begitu berat.
Pulang sekolah.. anak-anak melepas baju. Saya ulangi lagi, seperti anak-anak biasanya, baju yang dilepas langsung digeletakkan ke lantai. “Bajunya digantung, nak” ustadzah lainnya juga selalu mengatakan demikian. Tapi setiap hari selalu terulang, anak-anak hanya perlu untuk dibiasakan dan dengan alarm para ustadzah sebagai pengingatnya.
Siang hari, jadwal anak-anak untuk tidur siang. Semua mengambil kasur dan bantal masing-masing. Tak pernah lupa, ustadzah-ustadzah mendampingi anak-anak tidur. Kalau anak-anak dibiarkan dan tidak didampingi, anak-anak tidak akan tidur tapi ngobrol dengan teman-temannya. Kalau begini jadinya, anak-anak tidak bisa istirahat. Oleh karena itu sekiranya anak-anak sudah tidur, ustadzah baru bisa beranjak melakukan aktifitas lain seperti cuci baju.
Saya sendiri cuci baju setelah pulang sekolah dan saat anak-anak tidur. Melihat pemandangan baju kotor anak-anak yang menumpuk, kadang-kadang saya menghela napas. “kok banyak baju kotornya” sering sekali mengeluh saat awal-awal masuk. Kata Ustadzah Elis “Ini yang dimaksud berkhidmah. Berkhidmah itu melayani. Semoga kita semua mendapat barokah, Ngalap barokahnya Yai dzah”. “Ingat Yai, saya tidak berani lagi untuk mengeluh, saya juga ingin dapat barokahnya Yai dzah” kata saya kepada Ustadzah Elis.
Waktu sudah semakin sore, matahari sudah mengambil ancang-ancang di arah barat. Saatnya membangunkan anak-anak untuk melakukan sholat ashar. Sholat ashar dilanjutkan dengan wirid, doa dan mushofahah. Anak-anak kembali melaksanakan piket sore. Piket sore ini sama seperti pagi. Jadi selama satu hari, anak-anak dan ustadzah piket 2 kali, pagi dan sore. Setelah penat dengan semua aktifitas yang sudah dilakukan, kemudian semuanya mandi supaya segar.
(Khusus pada hari Senin dan Kamis sore, setelah sholat membaca Sholawat Husainiyah dan kemudian dilanjutkan dengan piket)
Tak lama kemudian, adzan maghrib berkumandang. Anak-anak segera mengambil air wudlu dan menyegerakan sholat maghrib. Sholat maghrib dilaksanakan di asrama kecuali hari Kamis malam Jumat yang dilaksanakan di masjid dan diikuti dengan pembacaan maulid. Pada setiap harinya (kecuali hari Kamis), setelah melaksanakan sholat maghrib, wirid, doa dan musofahah, dilanjutkan lagi dengan membaca asmaul husnah. Selesai kegiatan tersebut, anak-anak musyawarah (belajar bersama dengan didampingi ustadzahnya) selama satu jam dan dilanjutkan lagi sholat isya’ kemudian tidur.
Kegiatan musyawarah libur hanya pada hari Sabtu dan Kamis, sebagai gantinya adalah membaca manaqib (dibaca bab 1-3 saja). Pada hari Minggu, setelah sholat maghrib adalah kegiatan membaca burdah kemudian dilanjutkan lagi dengan musyawarah, sholat dan tidur.
Senin
Sholat Maghrib
Musyawarah
Sholat Isya
Tidur
Selasa
Sholat Maghrib
Musyawarah
Sholat Isya
Tidur
Rabu
Sholat Maghrib
Musyawarah
Sholat Isya
Tidur
Kamis
Sholat Maghrib (di masjid)
Sholat Isya (di masjid)
Maulid
Tidur
Jumat
Sholat Maghrib
Musyawarah
Sholat Isya
Tidur
Sabtu
Sholat Maghrib
Manaqib
Sholat Isya
Tidur
Minggu
Sholat Maghrib
Maulid
Musyawarah
Tidur

Kalau dipikir “Haduh padat sekali jadwalnya”. Kembali lagi saya berpikir “Ngalap barokahnya Yai”.

0 komentar:

Posting Komentar