Di
awali dengan kegiatan pagi, para pengasuh asrama membangunkan anak-anak untuk
melaksanakan sholat subuh. Biasanya kalau saya di kos, bangun tidur langsung
mengambil air wudlu lalu sholat shubuh. Akan tetapi disini harus membangunkan anak-anak
terlebih dulu kemudian sholat berjamaah. Seperti anak-anak umumnya, ada yang
gampang dibangunkan, ada pula yang sulit sekali dibangunkan.
Anak-anak
kemudian bergegas untuk segera mandi dan berwudlu. Setelah itu kami sholat
berjamaah. Kami sholat di asrama, yang menjadi imam adalah ustadzah yang sesuai
jadwal pengimamannya. Pada saat itu, saya yang menjadi imam. Ini adalah yang
pertama kali selama saya tinggal di asrama. Tak lupa setelah sholat, kami semua
membaca wadzifah wirid sesuai dengan bacaan wirid dalam kitab Fathatun Nuriyah jilid 1. Setelah sholat
dan wirid sudah selesai, saya pun membaca doa dan dilanjutkan tahlil. Pembacaan
tahlil ini dilakukan setiap selesai sholat subuh. Begitu selesai, kami pun
mushofahah atau salam-salaman dengan diiringi bacaan sholawat nabi.
Sholat
pun selesai, anak-anak semua sibuk melipat mukenahnya masing-masing dan segera
untuk piket sesuai dengan jadwal hariannya. Di asrama, saya mengasuh tiga anak.
Bukan berarti saya hanya mengurusi tiga anak itu. Semua anak adalah
tanggungjawab semua asaatidzah. Oleh karena itu, tidak boleh saling membedakan
antara anak yang satu dengan yang lainnya. Pembagian untuk mengasuh anak ini
hanya dilakukan supaya jadwal cuci baju dan piket menjadi gampang.
Anak-anak
melakukan piket dengan didampingi oleh ustadzah sesuai kelompok pembagiannya.
Piket telah selesai, waktunya anak-anak untuk berkemas pergi ke sekolah. Tak
lupa, sebelum berangkat sekolah anak-anak sarapan terlebih dahulu untuk mengisi
tenaga supaya semangat belajarnya.
Anak-anak yang tinggal di asrama adalah mulai
dari kelas 1-6. Mereka berangkat sekolah bersama-sama. Pelajaran dimulai dengan
melaksanakan sholat isyroq, dhuha, dan isti’adzah. Sebelumnya saya belum pernah
tahu bagaimana dan apa itu sholat isyroq dan sholat isti’adzah. Akhirnya, saya
kembali bertanya kepada Ustadzah Elis. Oleh Ustadzah Elis, saya pun dipinjami
kitab Fathatun Nuriyah jilid 3.
Semuanya lengkap, mulai dari tata cara sholatnya sampai doanya. “saya
benar-benar awam disini, saya malu sekali dengan anak-anak. Anak sekecil itu
sudah tahu sholat isyroq dan sholat isti’adzah, sedangkan saya baru tahu kali
ini” pikir saya. “tapi, Alhamdulillah juga sekarang saya punya ilmu baru
jadinya” pikir saya kembali. Dilanjutkan di kelas dengan belajar sesuai jadwal
pelajaran hari itu. Setelah selesai semua pelajaran, sholat dhuhur pun
dilakukan di sekolah.
Kehidupan
di asrama sangat terbalik dengan kehidupan kos saya waktu kuliah dulu. Kalau
mau sholat ya terserah kapan. Kalau disini harus benar-benar bisa mengatur
waktu. Kalau masalah waktu, saya tidak begitu berat.
Pulang
sekolah.. anak-anak melepas baju. Saya ulangi lagi, seperti anak-anak biasanya,
baju yang dilepas langsung digeletakkan ke lantai. “Bajunya digantung, nak” ustadzah
lainnya juga selalu mengatakan demikian. Tapi setiap hari selalu terulang,
anak-anak hanya perlu untuk dibiasakan dan dengan alarm para ustadzah sebagai
pengingatnya.
Siang
hari, jadwal anak-anak untuk tidur siang. Semua mengambil kasur dan bantal
masing-masing. Tak pernah lupa, ustadzah-ustadzah mendampingi anak-anak tidur.
Kalau anak-anak dibiarkan dan tidak didampingi, anak-anak tidak akan tidur tapi
ngobrol dengan teman-temannya. Kalau begini jadinya, anak-anak tidak bisa
istirahat. Oleh karena itu sekiranya anak-anak sudah tidur, ustadzah baru bisa
beranjak melakukan aktifitas lain seperti cuci baju.
Saya
sendiri cuci baju setelah pulang sekolah dan saat anak-anak tidur. Melihat
pemandangan baju kotor anak-anak yang menumpuk, kadang-kadang saya menghela
napas. “kok banyak baju kotornya” sering sekali mengeluh saat awal-awal masuk.
Kata Ustadzah Elis “Ini yang dimaksud berkhidmah. Berkhidmah itu melayani.
Semoga kita semua mendapat barokah, Ngalap barokahnya Yai dzah”. “Ingat Yai,
saya tidak berani lagi untuk mengeluh, saya juga ingin dapat barokahnya Yai
dzah” kata saya kepada Ustadzah Elis.
Waktu
sudah semakin sore, matahari sudah mengambil ancang-ancang di arah barat.
Saatnya membangunkan anak-anak untuk melakukan sholat ashar. Sholat ashar
dilanjutkan dengan wirid, doa dan mushofahah. Anak-anak kembali melaksanakan
piket sore. Piket sore ini sama seperti pagi. Jadi selama satu hari, anak-anak
dan ustadzah piket 2 kali, pagi dan sore. Setelah penat dengan semua aktifitas
yang sudah dilakukan, kemudian semuanya mandi supaya segar.
(Khusus
pada hari Senin dan Kamis sore, setelah sholat membaca Sholawat Husainiyah dan
kemudian dilanjutkan dengan piket)
Tak
lama kemudian, adzan maghrib berkumandang. Anak-anak segera mengambil air wudlu
dan menyegerakan sholat maghrib. Sholat maghrib dilaksanakan di asrama kecuali
hari Kamis malam Jumat yang dilaksanakan di masjid dan diikuti dengan pembacaan
maulid. Pada setiap harinya (kecuali hari Kamis), setelah melaksanakan sholat
maghrib, wirid, doa dan musofahah, dilanjutkan lagi dengan membaca asmaul
husnah. Selesai kegiatan tersebut, anak-anak musyawarah (belajar bersama dengan
didampingi ustadzahnya) selama satu jam dan dilanjutkan lagi sholat isya’
kemudian tidur.
Kegiatan
musyawarah libur hanya pada hari Sabtu dan Kamis, sebagai gantinya adalah
membaca manaqib (dibaca bab 1-3 saja). Pada hari Minggu, setelah sholat maghrib
adalah kegiatan membaca burdah kemudian dilanjutkan lagi dengan musyawarah,
sholat dan tidur.
Senin
|
Sholat Maghrib
|
Musyawarah
|
Sholat Isya
|
Tidur
|
Selasa
|
Sholat Maghrib
|
Musyawarah
|
Sholat Isya
|
Tidur
|
Rabu
|
Sholat Maghrib
|
Musyawarah
|
Sholat Isya
|
Tidur
|
Kamis
|
Sholat Maghrib (di masjid)
|
Sholat Isya (di masjid)
|
Maulid
|
Tidur
|
Jumat
|
Sholat Maghrib
|
Musyawarah
|
Sholat Isya
|
Tidur
|
Sabtu
|
Sholat Maghrib
|
Manaqib
|
Sholat Isya
|
Tidur
|
Minggu
|
Sholat Maghrib
|
Maulid
|
Musyawarah
|
Tidur
|
Kalau
dipikir “Haduh padat sekali jadwalnya”. Kembali lagi saya berpikir “Ngalap
barokahnya Yai”.
0 komentar:
Posting Komentar