Ikrima's Blog

Minggu, 16 Juni 2019

BELAJAR MEMBACA AL-QUR’AN METODE UMMI


Kalau ditanya mengaji, saya sedikit bisa. Tapi ternyata setelah berada di Al-fithrah, saya menyadari kalau bacaan saya jauh sekali dari kata sempurna. Banyak kekurangan saya dalam membaca al-qur’an. Apalagi ini membaca dengan menggunakan metode ummi. Kalau dikampung, saya hanya belajar al-qur’an, begitu saja yang saya tahu. Tidak pernah tahu metode apa dulu belajar al-qur’annya.
Akhirnya, di MI diajarkan oleh Ustadz Lathif cara baca qur’an yang benar sesuai dengan metode ummi. Ada 6 jilid:
1.      Jilid pertama mempelajari tentang huruf hijaiyah
Semua huruf terlihat biasa dan gampang dibaca. Tapi banyak sekali yang salah. Huruf Ba’ kalau di baca orang jawa bacaannya akan menjadi medok. Itu saja sudah salah, jadi membacanya tidak boleh terdengar medok. Selain Ba’, saya sendiri tidak bisa melafalkan ro’ dengan benar, ro’ nya lidah tidak harus bergetar, jadi melafalkannya seperti orang cadel. Dan saya masih banyak lagi kesalahan dalam melafalkan huruf-huruf hijaiyah.
2.      Jilid kedua mempelajari bacaan selain hamzah
Bacaan ini juga jangan dibilang mudah, ini juga sulit. Huruf alif, hamzah, dan ‘ain juga berbeda cara membacanya. Yang terbilang sulit adalah bacaan huruf alif dan hamzah.
Membaca hamzah adalah dari kerongkoan sebelah bawah dada. Sebegitu sulitnya, oleh karena itu, semuanya perlu belajar. Selama kita masih mau belajar, kita akan bisa.
3.      Jilid ketiga mempelajari panjang
Menurut saya ini lumayan gampang dari pada jilid-jilid yang lainnya. Asal cara baca panjangnya sesuai. Jika panjang pendek maka cukup dua harakat saja panjangnya. Jika panjang lama (~) maka dibaca panjang 6 harakat atau 3 alif.
4.      Jilid keempat mempelajari tasydid dan panjang lama
Cara membaca tasydid adalah dengan cara ditekan. Dan sekali lagi saya perlu belajar lagi, huruf ba’ tasydid bacanya harus ditekan dan tidak boleh medok. Begitu juga huruf yang lainnya harus dengan cara ditekan.
Panjang lama disini yang dimaksudkan adalah bacaan ikhfa’ maka harus mendengung dan sedikit lama. Jadi jangan sampai ketika membaca bacaan ikhfa’, tapi malah membacanya secara idzhar atau jelas.
5.      Jilid kelima mempelajari ghunnah
Cara membaca ghunnah adalah dengan menekan lama di pangkal hidung bacaannya.
6.      Jilid keenam mempelajari pendek
Semua yang bukan ikhfa’, ghunnah dan (~) panjang lama adalah dibaca pendek.
7.      Ghorib
Ghorib ini berbeda lagi dengan keenam jilid di atas. Ini tentang bacaan khusus dalam al-qur’an seperti bacaan imalah, bacaan isymam, dan masih banyak lainnya.
Akhirnya, dari sinilah saya sedikit paham, meskipun masih banyak yang harus dipelajari lagi. Semua ustadzah juga belajar tentang bacaan ummi. Karena untuk menerapkannya ke anak-anak pun perlu juga standarisasi dan cara baca yang benar. Sekaligus menjadi ilmu baru bagi saya. Lagi-lagi saya mendapatkan ilmu baru. Kuncinya: Ja

0 komentar:

Posting Komentar