Ikrima's Blog

Minggu, 16 Juni 2019

KEMBALI DIBINGUNGKAN!


Bingung lagi…Bingung lagi.. Pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil  (CPNS) dibuka kembali pada bulan Oktober tahun 2018. Awalnya saya sudah kerasan (Bahasa Indonesia: senang dan nyaman) mengajar di Al-fithrah. Tapi pikiran bingung kembali muncul. Kalau dipikir siapa sih yang gak ingin jadi PNS? Semuanya pasti menginginkannya.
Setelah beberapa hari berlalu, sejenak saya sudah lupa tentang pendaftaran CPNS. Tapi yang membuat saya teringat kembali pendaftaran CPNS adalah chat dari teman-teman di grup maupun pribadi. Akhirnya saya pikir, apa salahnya mencoba? Saya mulai mendaftar di website. Tapi website selalu error. Apa mungkin saya tidak diridhoi untuk daftar CPNS ini. Ternyata semuanya juga begitu. Saya tunggu waktu yang sekiranya website bisa digunakan adalah saat orang-orang tertidur pulas. Ini salah satu triknya. Ternyata tetap saja tidak bisa. Disaat sela-sela kesibukan, saya menyempatkan tapi selalu tampak website error.
“Yasudah” pikirku. Pelan-pelan, esoknya iseng-iseng buka, ternyata website sudah bisa dan saya langsung daftar online. Tapi perasaan ragu kembali saya rasakan. Seperti tidak tega meninggalkan Al-fithrah. Saya jadi teringat omongannya Ustadzah Elis “Orang-orang yang sudah masuk ke sini adalah orang-orang pilihannya Romo Yai”. Saya pikir kembali “masak iya saya harus meninggalkan Al-fithrah? Bagaimana kalau saya rindu suasana seperti ini? Akan sulit menemukan ketika sudah keluar dari sini”.
Sore hari, saya pergi ke pesareannya Romo Yai. Saya pergi sendirian. Biasanya saya selalu ditemani oleh ustadzah yang lain. Tapi kali ini saya mau sendirian saja. Seperti biasa, saya masuk memberi salam kemudian membaca tahlil, lalu saya bercerita kepada Romo Yai apa yang selama ini saya gelisahkan. Panjang sekali. Saya tidak bisa menceritakan secara detailnya, karena privasi. Pertimbangan baik buruknya sudah saya pikirkan juga. Sampai saya terdengar isak tangis saya sendiri. Ternyata cukup keras. Saya menahan suara saya, supaya tidak sampai terdengar oleh orang lain. Maklum, sebenarnya saya ini adalah sosok yang cengeng, hanya di depan saja saya terlihat seperti yang kalian lihat.
Malam hari, ketika selesai musyawarah. Saya tertidur pulas, karena siang harinya terlalu melelahkan. Sepintas dalam mimpi, saya dipanggil Romo Yai dengan melambaikan tangan beliau. Saya mendekat. Saya tidak berbicara sepatah kata pun. Tiba-tiba Romo Yai berbisik “Nang kene wae nduk” dalam Bahasa Indonesia yang artinya “Disini saja nak”.
Saya terbangun, karena waktunya sholat Isya’. Saya bergegas ke kamar mandi, karena imam sudah mulai takbirotul ihrom. Cepat-cepat saya sholat supaya bisa mengikuti imam. Setelah sholat, saya mengingat kembali pesan Romo Yai dengan perkataan singkat itu. “Apa maksudnya ya? Apa Romo Yai masih ingin saya disini? Padahal saya ini buruk”.
Esoknya saya kembali bercerita dengan Ustadzah Elis tentang mimpi saya. Ustadzah Elis menjawab “Romo Yai itu welas dzah. Barang siapa yang masuk sini, berarti Romo Yai suka sampean. Orang yang masuk sini juga bermacam-macam ustadzah, ada yang memang orang baik supaya orang baik itu memberi energi positif dan berdampak baik bagi yang lain, ada pula yang buruk supaya yang buruk tersebut bisa menjadi baik”.
“Ya Allah saya ini buruk, tapi saya juga ingin menjadi baik seperti yang diceritakan Ustadzah Elis” kata saya dalam hati. “Romo Yai itu menerima semua murid dari kalangan manapun, dari golongan manapun, dari manapun Romo Yai selalu menerima. Kalau tidak salah, itulah filosofi kenapa masjid Al-fithrah tidak berpintu. Saya kurang tahu mengenai filosofi ini. Coba sampean tanyakan sama ustadz-ustadz sepuh” kata Ustadzah Elis.
Hari tes pun tiba, coba saya ikuti saja. Saya bertemu teman saya. Riris dan Linda yang sebelumnya kita sudah janji untuk bertemu. Kami bertemu dan kemudian kami dipisahkan karena nomer peserta kami yang berbeda. Pada hari itu, saya bertemu dengan banyak teman semasa kuliah, teman sekelas, bahkan senior-senior program studi selama kuliah.
Tes CPNS dilaksanakan dengan menggunakan laptop atau komputer. Soal-soal terlalui dengan lumayan gampang. Soal terakhir tentang kepribadian. Tenyata soalnya luar biasa njelimet. Kalimatnya panjang-panjang. Saya sudah tidak bisa konsentrasi lagi, karena pada saat itu saya habis sakit. Saya membaca satu soal berkali-kali, dan waktu yang tersisa tinggal sedikit. Saya mempercepat membaca saya dan mencoba konsentrasi penuh. Soal sudah selesai. Saatnya melihat skor. Ada 3 jenis soal. 2 jenis soal sudah melampaui batas dan keduanya saya mendapatkan nilai 90. Akan tetapi pada tes kepribadian, nilai saya kurang 5 skor dari nilai minimal yang harus dicapai. “yah, kurang sedikit lagi” saya sempat kecewa. “yasudahlah, belum rejeki” saya menggumam.
Ternyata teman saya Linda, masuk tes tulis CPNS ini. “Alhamdulillah diantara kami ada yang lolos, jadi kalau ada tes lagi bisa tanya triknya supaya lolos CPNS hehe” kata saya. Kami menanyakan skor masing-masing yang kami peroleh. “Aduh, eman” kata Riris. “Yasudah tidak apa-apa ik, besok coba lagi” kata Linda menyemangati.
Rasa kecewa sedikit ada, dan rasa senang juga ada. Karena saya tetap di Al-fithrah. “apa ini ya maksud Romo Yai?” meskipun begini saya sudah tidak merasa sedih dan kecewa lagi, karena yang terbaik pilihan kita belum tentu terbaik menurut-Nya. Satu kata yang perlu digaris bawahi dan sering sekali dikatakan oleh para ustadz dan ustadzah “Ngalap Barok

0 komentar:

Posting Komentar