Ikrima's Blog

Rabu, 15 Juni 2016

Cincin untuk Jane


“Selamat berproses dek” seorang senior menyalami Jane.

Jane Sherine sudah dilantik menjadi anggota Teater Fakultas Pendidikan di salah satu Universitas yang ada di Surabaya. Sebuah kalimat yang membuatnya merinding ketika harus mengatakan “Saya berjanji saya akan mengharumkan nama Universitas ini dan membangun bangsa Indonesia” seperti mimpi ketika masuk di Universitas ini. Jane adalah mahasiswa dari kalangan ke bawah. Hampir menetes air matanya, tapi Jane mencoba menyekanya. Melihat atap gedung nan megah, mata Jane terus berkedip menahan air matanya. Jane sangat bangga menjadi mahasiswa di universitas ini. Dalam keluarganya Jane mempunyai dua kakak. Kak Nila, dan kak Mia. Kedua kakak Jane hanya lulusan SMP. 

Acara pelantikan sudah selesai, Jane menatap foto keluarga dalam dompetnya. “Jane kangen ibu, ayah dan kakak” Jane menangis. Dua bulan lebih Jane tidak pulang ke rumah. Rumah Jane di Jember. Sehingga mengharuskan Jane untuk tidak bolak balik Surabaya – Jember. Jane tinggal di asrama. 

                                                ***

Memasuki semester 2, Jane merasa bahagia. Jane mempunyai banyak teman dalam jurusan, luar jurusan hingga luar Universitas karena UKM Teater yang dia ikuti.

“Jane” senior itu memanggil Jane.
 Siapa dia? Jane membalas dengan senyum. Jane tidak tahu nama senior itu.

Senior itu adalah mentornya ketika diskusi di UKM Teater. Jane bertanya kepada temannya siapa nama senior itu?. “Namanya Mario” sahut Tea , sahabat Jane. Jane mengangguk-angguk paham.

“Mau kemana Jane?” senior itu menyapa lagi.
“Eh,, ini kak mau ke asrama, udah selesai kuliahnya” jawab Jane singkat.
Sepertinya kakak itu hafal dengan nama Jane. Selalu menegur sapa.
Mulai dari situ Jane merasa aneh dengan perasaannya. Mungkin Jane suka, tapi Jane tidak yakin.

***

Semester 2 pun selesai, saatnya liburan. Dua bulan liburan selama kuliah dihabiskan Jane bersama keluarganya di Jember.  Jane sangat meindukan keluarganya.

Liburan itu pun selesai, Jane bertemu kak Mario di kampus. Kak Mario tersenyum kepada Jane dengan lesung pipi di sebelah kanan pipinya. Manis.

Jane duduk dibangku panjang di gazebo kampus. Suasana kampus sore hari sangat menyenangkan. Langit membiru. Burung-burung terbang menuju sangkarnya seraya membawa makanan dengan patuknya untuk besok pagi. Semilir udara menerbangkan dedaunan yang kering di bawah tanah. Matahari segera melarikan diri. Seperti bermusuhan dengan Bulan. Langit pun mulai menguning dengan sendirinya. Jane menuju asrama, tempat tinggal Jane selama menjadi mahasiswa.

“Jane” sebuah sms yang tampaknya membuat rasa ingin tahu Jane memuncak. Siapa orang yang mengirim sms ini?. Untuk kali ini sms itu tidak dibalas Jane.

“Jane” Sms yang sama dengan kata dan huruf yang sama sekali tidak berubah. Rasanya Jane ingin membalas sms itu. Akhirnya Jane membalasnya “Siapa?”

Ternyata si pengirim sms itu adalah kak Mario. Sebulan dua bulan. Jane merasa perasaannya tidak seperti biasanya. Jane memilih menghindar ketika bertemu dengan kak Mario. Jane gugup. Mungkin Jane jatuh cinta dengan kak Mario. Tapi “tidak mungkin” pikir Jane.

“Aku suka kamu Jane. Setelah pelantikan menjadi anggota Teater kampus aku berpikir bahwa kamu berbeda. Tapi jangan tanyakan mengapa aku menyukaimu? Aku tidak tahu pasti apa alasannya?” Jane terperanjak kaget melihat sms dari kak Mario. Jane senang, bingung, dan sedih.

Akhirnya Jane memutuskan untuk menolak kak Mario dengan alasan dia sudah milik orang lain, Dodi namanya. Dodi adalah mahasiswa Singapore Management University. Salah satu kampus terbaik di Singapura. Dodi mengambil program studi Manajemen Bisnis.

***

Kak Mario menjauh.  Jane  mulai merasa kehilangan. Jane mungkin tahu bahwa dia menyukai kak Mario tapi Jane tidak mengakui perasaannya karena Jane memilih setia pada kekasihnya, Dodi.

Rasa sesak di dada Jane semakin menjadi. Oksigen di sekitarnya seperti tak mencukupi untuk bernapas. Jane menahan air matanya yang jatuh. Jane mengedipkan mata cepat menahan air mata supaya tak menetes. Jane membuka sebuah novel sebagai penawar kesedihannya “Daun yang jatuh tak pernah membenci angin” karya Tere Liye. Jane seakan hanyut dalam novel. Membuat Jane berpikir bahwa tidak seharusnya menyalahkan diri sendiri bahwa dia membohongi perasaannya kepada kak Mario.

***

Semester delapan kak Mario pun terlewati. Kak Mario akan lulus pada bulan Oktober mendatang dan akan melanjutkan S2 di Imperial College Inggris. Jane penuh sesak ketika harus melepas kak Mario. Jane dan kak Mario tidak sedekat dulu lagi. Bahkan jane tidak tahu keberangkatan kak Mario ke Inggris.

***

Dua tahun kemudian, kak Mario pulang ke Indonesia dan Jane telah lulus S1-nya dengan tercatat sebagai lulusan pendidikan bahkan dengan label Cum laude.

Sebuah acara yang meriah yang diselenggarakan di lapangan gedung Balai Kota Surabaya. Acara reunian UKM Teater kampus. Jane dan kak Mario pun bertemu. Jane merasa canggung. Akhirnya Jane memutuskan untuk pulang ke rumah.

Tampak seorang laki-laki mengikuti jalan Jane menuju rumah. Jane menoleh dan ternyata laki-laki itu adalah kak Mario. Hati Jane berdegup kencang. Dan pada saat itu pula kak Mario berkata “Will you marry me?”

Jane mengangguk cepat lantaran tidak ingin kehilangan kak Mario untuk kedua kali. Mario pun menikah dengan Jane dan melanjutkan S3 di Harvard University  dengan ditemani Jane.

Di Amerika Jane bertemu dengan seseorang yang dulu pernah disayanginya, Dodi. Dia sudah menikah, begitu pun dengan Jane, Jane dan Dodi sudah meninggalkan kenangan mereka dan keduanya pun bersahabat dan menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di kota penuh makna itu.


Assalamualaikum..
Salam Literasi pecinta sastra seluruh Indonesia !
Ikrima (itu sudah nama lengkap saya). Lahir di Gresik, 21 Juli 1996. Saat ini sedang menempuh program S-1 program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidiyah. Membaca, menulis, bersepeda adalah hobi saya. Apabila ada yang perlu ditanyakan, silahkan hubungi 085748678146 email: ikrimasiwow@gmail.com, facebook: Ikrimatus Sholihah (https://www.facebook.com/ikrimatussholihah21), Blogspot: ikrimafirst.blogspot.co.id.

2 komentar: