“Selamat berproses dek” seorang senior menyalami Jane.
Jane Sherine sudah dilantik menjadi anggota Teater Fakultas Pendidikan
di salah satu Universitas yang ada di Surabaya. Sebuah kalimat yang membuatnya
merinding ketika harus mengatakan “Saya berjanji saya akan mengharumkan nama
Universitas ini dan membangun bangsa Indonesia” seperti mimpi ketika masuk di
Universitas ini. Jane adalah mahasiswa dari kalangan ke bawah. Hampir menetes
air matanya, tapi Jane mencoba menyekanya. Melihat atap gedung nan megah, mata
Jane terus berkedip menahan air matanya. Jane sangat bangga menjadi mahasiswa
di universitas ini. Dalam keluarganya Jane mempunyai dua kakak. Kak Nila, dan
kak Mia. Kedua kakak Jane hanya lulusan SMP.
Acara pelantikan sudah selesai, Jane menatap foto keluarga dalam
dompetnya. “Jane kangen ibu, ayah dan kakak” Jane menangis. Dua bulan lebih
Jane tidak pulang ke rumah. Rumah Jane di Jember. Sehingga mengharuskan Jane
untuk tidak bolak balik Surabaya – Jember. Jane tinggal di asrama.
***
Memasuki semester 2, Jane merasa bahagia. Jane mempunyai banyak
teman dalam jurusan, luar jurusan hingga luar Universitas karena UKM Teater
yang dia ikuti.
“Jane” senior itu memanggil Jane.
Siapa dia? Jane membalas dengan senyum. Jane tidak tahu nama senior
itu.
Senior itu adalah mentornya ketika diskusi di UKM Teater. Jane
bertanya kepada temannya siapa nama senior itu?. “Namanya Mario” sahut Tea ,
sahabat Jane. Jane mengangguk-angguk paham.
“Mau kemana Jane?” senior itu menyapa lagi.
“Eh,, ini kak mau ke asrama, udah selesai kuliahnya” jawab Jane
singkat.
Sepertinya kakak itu hafal dengan nama Jane. Selalu menegur sapa.
Mulai dari situ Jane merasa aneh dengan perasaannya. Mungkin Jane
suka, tapi Jane tidak yakin.
***
Semester 2 pun selesai, saatnya liburan. Dua bulan liburan selama
kuliah dihabiskan Jane bersama keluarganya di Jember. Jane sangat meindukan keluarganya.
Liburan itu pun selesai, Jane bertemu kak Mario di kampus. Kak
Mario tersenyum kepada Jane dengan lesung pipi di sebelah kanan pipinya. Manis.
Jane duduk dibangku panjang di gazebo kampus. Suasana kampus sore
hari sangat menyenangkan. Langit membiru. Burung-burung terbang menuju
sangkarnya seraya membawa makanan dengan patuknya untuk besok pagi. Semilir
udara menerbangkan dedaunan yang kering di bawah tanah. Matahari segera
melarikan diri. Seperti bermusuhan dengan Bulan. Langit pun mulai menguning
dengan sendirinya. Jane menuju asrama, tempat
tinggal Jane selama menjadi mahasiswa.
“Jane” sebuah sms yang tampaknya membuat rasa ingin tahu Jane
memuncak. Siapa orang yang mengirim sms ini?. Untuk kali ini sms itu tidak dibalas
Jane.
“Jane” Sms yang sama dengan kata dan huruf yang sama sekali tidak
berubah. Rasanya Jane ingin membalas sms itu. Akhirnya Jane membalasnya
“Siapa?”
Ternyata si pengirim sms itu adalah kak Mario. Sebulan dua bulan.
Jane merasa perasaannya tidak seperti biasanya. Jane memilih menghindar ketika
bertemu dengan kak Mario. Jane gugup. Mungkin Jane jatuh cinta dengan kak
Mario. Tapi “tidak mungkin” pikir Jane.
“Aku suka kamu Jane. Setelah pelantikan menjadi anggota Teater
kampus aku berpikir bahwa kamu berbeda. Tapi jangan tanyakan mengapa aku
menyukaimu? Aku tidak tahu pasti apa alasannya?” Jane terperanjak kaget melihat
sms dari kak Mario. Jane senang, bingung, dan sedih.
Akhirnya Jane memutuskan untuk menolak kak Mario dengan alasan dia
sudah milik orang lain, Dodi namanya. Dodi adalah mahasiswa Singapore
Management University. Salah satu kampus terbaik di Singapura. Dodi mengambil
program studi Manajemen Bisnis.
***
Kak Mario menjauh. Jane mulai merasa kehilangan. Jane mungkin tahu
bahwa dia menyukai kak Mario tapi Jane tidak mengakui perasaannya karena Jane
memilih setia pada kekasihnya, Dodi.
Rasa sesak di dada Jane semakin menjadi. Oksigen di sekitarnya
seperti tak mencukupi untuk bernapas. Jane menahan air matanya yang jatuh. Jane
mengedipkan mata cepat menahan air mata supaya tak menetes. Jane membuka sebuah
novel sebagai penawar kesedihannya “Daun yang jatuh tak pernah membenci angin”
karya Tere Liye. Jane seakan hanyut dalam novel. Membuat Jane berpikir bahwa
tidak seharusnya menyalahkan diri sendiri bahwa dia membohongi perasaannya
kepada kak Mario.
***
Semester delapan kak Mario pun terlewati. Kak Mario akan lulus pada
bulan Oktober mendatang dan akan melanjutkan S2 di Imperial College Inggris.
Jane penuh sesak ketika harus melepas kak Mario. Jane dan kak Mario tidak
sedekat dulu lagi. Bahkan jane tidak tahu keberangkatan kak Mario ke Inggris.
***
Dua tahun kemudian, kak Mario pulang ke Indonesia dan Jane telah
lulus S1-nya dengan tercatat sebagai lulusan pendidikan bahkan dengan label Cum
laude.
Sebuah acara yang meriah yang diselenggarakan di lapangan gedung
Balai Kota Surabaya. Acara reunian UKM Teater kampus. Jane dan kak Mario pun
bertemu. Jane merasa canggung. Akhirnya Jane memutuskan untuk pulang ke rumah.
Tampak seorang laki-laki mengikuti jalan Jane menuju rumah. Jane
menoleh dan ternyata laki-laki itu adalah kak Mario. Hati Jane berdegup
kencang. Dan pada saat itu pula kak Mario berkata “Will you marry me?”
Jane mengangguk cepat lantaran tidak ingin kehilangan kak Mario
untuk kedua kali. Mario pun menikah dengan Jane dan melanjutkan S3 di Harvard
University dengan ditemani Jane.
Di Amerika Jane bertemu dengan seseorang yang dulu pernah
disayanginya, Dodi. Dia sudah menikah, begitu pun dengan Jane, Jane dan Dodi
sudah meninggalkan kenangan mereka dan keduanya pun bersahabat dan menghabiskan
waktu dengan berjalan-jalan di kota penuh makna itu.
Ikrima (itu sudah nama lengkap saya). Lahir di
Gresik, 21 Juli 1996. Saat ini sedang menempuh program S-1 program studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidiyah. Membaca, menulis, bersepeda adalah hobi saya.
Apabila ada yang perlu ditanyakan, silahkan hubungi 085748678146 email: ikrimasiwow@gmail.com, facebook: Ikrimatus Sholihah (https://www.facebook.com/ikrimatussholihah21), Blogspot: ikrimafirst.blogspot.co.id.
Assalamualaikum..
Salam Literasi pecinta sastra seluruh Indonesia !
Jane Sherine :D
BalasHapusyuhuuu... sek belajar menulis mbak if
BalasHapus